Kebudyaan Jawa tengah,Jawa barat


BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya, masing-masing suku bangsa atau kelompok etnik telah menempati suatu wilayah pemukiman bersam. Dalam hal ini, dapatlah di asumsikan bahwa setiap jengkal wilayah daratan yang sudah di huni terbagi habis atas wilayah asli sejumlah suku bangsa.
Daratan pulau-pulau Indonesia ada yang dilewati rangkaian pegunungan non berapi. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan kadungan mineral dalam buminya. Letak pulau-pulau yang membentang disekitar khatulistiwa berpengaruh pula pada variasi ikilim antar wilayah di Indonesia. Dengan kondisi alam yang demikian  menjadikn bumi Indonesia memiliki flora dan fauna yang beragam. Kondisi alam ini yang merupakan ruang tempat tinggal dan tempat aktivitas masyarakat indonesia.
Perbedaan dan persamaan antar kondisi wilayah budaya suku bangsa Indonesia merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, keanekaragaman ini menjadi suatu kekayaan bagi bangsa Indonesia.Dewasa ini, pengenalan perbedaan dan persamaan budaya masyarakat dan sukubangsa akan menjadi penting dalam rangka mekesatuan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Sikap menghargai dan menghormati perbedaan serta memajukanpersamaan antar budaya suku bangsa perlu ditumbuh kebangkalan dikalangan generasi penerus bangsa Indonesia pada umumnya,generasi penerus bangsa di Wonosobo khususnya.

Sistem Kekerabatan
Pada umumnya Jawa, sebuah perkawinan tidak saja hanya menandakan bersatunya laki-wanita sebagai suami-istri, tetapi juga terjadinya pegabungan dua keluarga menjadi suatu jaringan hubungan keluarga yang luas. Intensitas hubungan dalam sebuah jaringan keluarga tergantung dari hubungan sedarah, ataukah hubungan karena perkawinan. Implikasi dari asal usul hubungan ini juga berpengaruh dalam penggunaan istilah kekerabatan, maupun prinsip-prinsip keturunan.


Prinsip Keturunan
Keanggotaan dalamsuatu kelompok kekerabatan antara lain ditentukan oleh prinsip-prinsip keturunan. Prinsip ini menurut Koentjaraningrat (1974), menentukan batas-batas biologisnya. Pada masyarakat Jawa , pada umumnya menganut prinsip keturunan liberal, tak terkecuali masyarakat Wonosobo. Prinsip keturunanbilateral adalah menghitung hubungan kekerabatan baik dilihat melalui garis laki maupun wanita. Oleh karena itu dalam keluarga jawa seorang individu Jawa akan tahu dan mengenal siapa saja yang termasuk dalam jaringan kekerabatannya, baik dari faris ayah maupun ibu. Namun demikian seorang individu Jawa tidak bisa melakukan hubungan sosial terhadap semua yang termasuk dalam jarinagn kerabat biologisnya. Kerabt biologis adalah kerabat yang mempunyai hubungan darah (genes) melalui ibu maupun ayah. Tetapi dalam kenyataan seorang individu hanya mengetahui dan bergaul dengan sebagian kecil dari kerabat biologisnya, kerabat yang dikenalnuya itu disebut kerabat sosiologisnya (Koentjaraningrat,1974).

Pelapisan Sosial
Tata pergaulan antar individu dalam suatu masyarakat didasarkan pada perbedaan-perbedaan kedudukan dan derajat. Dalam arti, masyarakat orang Jawa dalam kenyataanhidup berbagai dalam lapisan-lapisan “wong tani”, tukang, buruh, dan lapisan “priyayi” (menurut ukuran masyarakat setempat). Perbedaan-perbedaan tempat ini lazim disebut pelapisan sosial. Pelapisan sosial menurut Kentjaraningrat (1974) ada pelapisan sosial resmi dan tidak resmi. Pelapisan sosial resmi adalah suatu pelapisan sosial jelas dilandasi oleh sistem hukum dan kewajiban bagi dan dlilindungi oleh hukum yang berlaku. Pelapisan,pada umumnya warganya tidak mempunyai dan konsepsi yang jelas tentang susunan masyarakat mereka, juga istilah-istilah tertentu untuk menyebut lapisan-lapisan tertentu kecuali sebutan-sebutan yang sifatnya kabur seperti, golongan atas, pegawai tinggi, orang kampung dan sebagainya.
Pada umumnya ada gejala suatu kelompok masyarakat dengan kedudukan tertentu mempunyai gaya hidup tertentu pila. Seprti misalnya di Wonosobo ada perbedaan yang tampak jelas antara warga masyarakat yang hidup diperkotaan dan yang ada di pedesaan. Dilihat dari fisik warga di daer

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGEMBANAGAN IPTEK UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT MAJU DAN MANDIRI

MEMASYARAKATKAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK)

MASALAH-MASALAH PERKEMBANGAN IPTEK